Kamis, 20 Oktober 2016

NHW #1: Tentukan Pilihan, Kemukakan Alasannya, Rancang Strategi dan Patuhi Adabnya

Semenjak tahu kalau akan ada homework alias PR selama mengikuti program Matrikulasi Ibu Profesional Batch #2 ini (yang juga akan menentukan lulus atau tidaknya kita), hati saya langsung dag dig dug serr, hehe. Betapa tidak. Biasanya sayalah yang memberikan PR kepada murid-murid saya dan tinggal menentukan due date pengumpulannya. Sekarang, sayalah yang harus mengumpulkan PR pada waktu yang telah ditentukan,hehehe. Tapi tidak apa-apa, demi mengikat ilmu yang sebelumnya sudah disampaikan sekaligus mengasah keterampilan menulis saya, insyaAllah saya akan mengerjakannya dengan semangat! :D

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi NHW (Nice Homework) #1 setelah sebelumnya diberikan materi pertama tentang “Adab Menuntut Ilmu”. Terdapat 4 pertanyaan yang untuk menjawabnya dibutuhkan pemikiran dan perenungan yang mendalam :D Kenapa? Karena jawaban dari pertanyaan tersebut akan merefleksikan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
  1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
  2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
  3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
  4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Nah,dalam kesempatan ini saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dalam pemaparan di bawah ini. Bismillaahirrahmaanirrahiim….

Selepas lulus kuliah S1, sempat terbayang beberapa jurusan ilmu yang ingin saya pelajari selain jurusan ketika saya kuliah. Dari mulai ilmu membaca mimik muka dan bahasa tubuh yang terilhami ketika saya sering menonton serial detektif,  sampai ilmu eksak yang sudah banyak dipelajari orang. Namun setelah menikah dan mempunyai anak, saya sadar bahwa saya membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak (ilmu parenting) yang sesuai dengan Al-Quran dan sunnah. Maka saat ini salah satu jurusan ilmu yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini adalah ilmu parenting.

Belakangan ini marak kita dengar berita-berita negatif yang berhubungan dengan anak dan remaja. Tawuran pelajar, anak-anak di bawah umur yang sudah mulai merokok, pergaulan bebas dan berita-berita lain yang membuat miris hati kita sebagai orangtua. Apalagi dengan semakin majunya teknologi digital dan media sosial saat ini. Fenomena baru seperti “Awkarin” pun turut bermunculan. Berangkat dari hal tersebut,saya merasa perlu menimba ilmu parenting lebih dalam. Karena bagaimana pun juga akar dari masalah-masalah tersebut datang dari keluarga. Dengan ilmu yang mumpuni, saya berharap dapat membantu dan memfasilitasi anak-anak saya sehingga mereka mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, secara fisik maupun mental dan spiritual sesuai dengan syariat Islam. Sehingga kelak mereka dapat menemukan potensi mereka dan menjalankan peran terbaik mereka dalam peradaban.

Untuk menuntut ilmu parenting tersebut, ada beberapa cara atau strategi yang akan (atau sudah) saya lakukan:
  1. Mengikuti seminar parenting
Mengikuti seminar parenting merupakan salah satu cara untuk menambah dan mengupgrade ilmu parenting yang belum dan sudah saya miliki. Dengan mengikuti seminar, selain menambah wawasan juga bisa menambah teman yang memiliki tujuan yang sama dalam pengasuhan anak.
2. Membaca buku-buku atau artikel-artikel yang berhubungan dengan parenting
Buku adalah gudang ilmu. Dengan membaca buku maupun artikel parenting, pengetahuan kita mengenai ilmu parenting dapat bertambah. Selain itu,membaca pun dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan juga disesuaikan dengan mood kita :D
3. Bergabung dengan grup atau komunitas parenting
Semangat kita terkadang naik turun bagaikan roller coaster di arena bermain :D Untuk itu kita memerlukan teman yang memiliki kesamaan tujuan dalam mempelajari ilmu parenting. Di grup atau komunitas inilah kita bisa menemukan teman-teman seperti itu. Teman-teman yang akan siap bersinergi dengan kita dalam rangka menuntut ilmu.
4. Mengikuti kuliah online misalnya kulwap yang berhubungan dengan parenting
Di era digital ini, jarak bukanlah menjadi kendala lagi untuk belajar. Terdapat beberapa layanan media sosial yang dapat digunakan untuk belajar bersama-sama dengan banyak orang dari tempat yang berbeda-beda. Dengan mengikuti kuliah online, saya dapat menuntut ilmu dari rumah, bertukar pikiran dengan para orangtua hebat dari tempat lain tanpa meninggalkan anak-anak. Ilmu dapat, tugas sebagai istri dan ibu tetap bisa diselesaikan :)
5. Berdamai dengan diri sendiri
Bagi sebagian orang, cara mendidik orangtua kita zaman dulu terkadang menempel dan kita adopsi sebagai cara kita dalam mendidik anak, baik secara sadar maupun tidak. Saya salah satunya. Saya tidak mengatakan bahwa cara orangtua saya mendidik saya salah. Tidak. Mereka sudah berusaha as best as they can. Hanya ada beberapa hal yang menurut saya kurang sesuai dengan ilmu parenting yang saya ketahui.
Dengan dua anak yang masih balita, terkadang saya menjadi orang yang tidak sabaran apalagi ketika anak-anak merengek, menjerit, berteriak dan saling berebut dalam waktu bersamaan. Kalau sudah begini, teriakan atau bentakan bisa keluar dari mulut saya :’). Saya sadar bahwa ini tidak betul tapi hal itu keluar begitu saja. Meminjam istilah ibu Elly Risman (disampaikan pada seminar parenting DHIS 2016 di Gedung PT. Pos Indonesia tanggal 20 Agustus 2016) itu adalah innerchild kita atau anak kecil yang ada di dalam diri kita. Innerchild ini bisa jadi merupakan hasil dari pengasuhan orangtua kita terhadap kita dulu. Maka menurut saya, saya perlu berdamai dengan diri saya terlebih dahulu dan memutus innerchild (tali-tali yang mengekang) tersebut. Karena kalau tidak begitu, saya pikir akan sulit untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat karena potensi untuk mengulangi kesalahan yang sama cukup besar.

Dari beberapa pemaparan di atas, saya sudah menjabarkan ilmu yang ingin saya pelajari, alasan mengapa saya memilih ilmu tersebut dan strategi dalam menuntut ilmu. Berkaitan tentang menuntut ilmu, ternyata ada adab-adab yang harus kita patuhi ketika mempelajarinya. Hal ini dibahas dalam materi pertama. Dan setelah membaca materinya, masyaAllah… saya merasa tertohok karena selama ini kurang memperhatikannya. Ada beberapa sikap yang sebaiknya saya ubah berkaitan dengan adab menuntut ilmu.
  1. Menuntaskan satu ilmu yang sedang dipelajari dan tidak tergesa-gesa mempelajari lebih dari satu ilmu sekaligus. Ini penting agar kita benar-benar memahami ilmu yang sedang dipelajari, tidak setengah-setengah, sehingga akan memudahkan kita dalam mengamalkannya.
  2. Lebih mengutamakan sceptical thinking dalam menerima informasi terutama di dunia online. Cek dan ricek dulu berita yang kita dapat,apakah berita tersebut benar atau hanya hoax, atau apakah berita tersebut sesuai dengan sumber ilmunya atau tidak. Apalagi jika ingin menshare suatu berita. Walaupun menurut kita berita itu baik namun sceptical thinking is needed.

Last but not least, mengutip salah satu kalimat dari materi tentang “Adab Menuntut Ilmu”, bahwa ‘Ilmu adalah cahaya  yang dimasukkan ke dalam hati’. Agar cahaya itu dapat masuk ke dalam hati kita maka kita perlu mematuhi adab-adab ketika mempelajarinya. Mudah-mudahan, dengan mengikuti Matrikulasi Ibu Profesional ini, ada banyak cahaya yang masuk ke hati kita. Selanjutnya, let’s the light leads our way. Semoga Allah memberkahi ikhtiar kita semua. Aamiin.

Alhamdulillaah….


Ratih Damayanti
Bandung, 20 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar