"Setiap anak adalah unik, a very limited edition." Sering sekali saya mendengar quote ini di salah satu WAG yang saya ikuti. Dan ini benar adanya. Saya mengalaminya sendiri, it's based on my experience.
Saya ingin bercerita sedikit tentang Hasna, Si Sulung yang sekarang berusia 4 tahun dan sedang senang-senangnya bertanya 'kenapa'. Ketika usianya menjelang 4 tahun, tepatnya 3y9m, Hasna belum hafal warna, termasuk warna dasar. Sebagai ibu yang terkadang ngintip-ngintip medsos, saya baru sadar kalau anak lain seusianya sudah hafal warna, bahkan ada yang sudah hafal angka sampai belasan, ada yang sudah tau huruf, dan lain-lain. Awalnya saya cuek saja dan berpikir bahwa tiap anak berbeda pencapaiannya. Tapi lama-lama kok was-was juga ya, mulai muncul ketakutan gimana kalau Hasna ketinggalan dari anak seusianya.
Oleh karena itu, akhirnya saya mulai memperkenalkan warna-warna kepada Hasna. Dari mulai metode have fun sampai metode maksa 😣 Suatu hari saya membuat permainan, memasukkan mainan berwarna merah dan biru ke dalam 2 keranjang berbeda warna, merah dan biru. Hasna mau mengikuti instruksi tapi hanya satu kali, selebihnya dia merasa bosan dan mainannya hanya dilempar-lempar begitu saja. Saat itu saya masih bersabar.
Di lain waktu ketika sedang menggambar, saya menemaninya sambil menyebutkan warna pensil warna yang dia pegang. Ketika Hasna sedang pegang pensil warna merah, saya bilang, "Ini warna merah. Warna apa Hasna?", Hasna menjawab, "Merah". Pun begitu dengan warna yang lain. Tapi hal ini tidak berjalan lama, paling bertahan 1-2 menit setelah itu dia bosan dan beralih ke mainan lain. Saya tetap bersabar. Tapi ketika di lain waktu tiba-tiba saya bertanya kepadanya, dia belum bisa menyebutkan warna dengan tepat, masih sering salah, kecuali warna orange karena kata Hasna dia suka warna orange.
Lama-lama saya jenuh juga memperkenalkan warna kepada Hasna. Seringnya dia tidak memperhatikan saat saya kenalkan warna kepadanya. Disinilah saya sampai pada titik capek dan berhenti memaksanya mengenal warna.
Sampai pada suatu waktu, dia bisa menyebutkan satu warna dengan benar. Saya lupa bendanya apa tapi yang saya ingat, Hasna berbicara seperti ini, "Mbu, ini Tayo, biru." Saya segera bereaksi dengan senang karena Hasna bisa menyebutkan warna dengan tepat 😄 Di lain waktu dia menunjuk sesuatu, "Mbu ini kayak Gani, warnanya merah." Atau, "Mbu, ini seperti Lani, warnanya kuning". Dan Hasna bisa menyebutkan warna dari benda-benda yang dia tunjuk dengan tepat, walaupun baru beberapa warna saja. Tapi bagi saya ini adalah pencapaian yang luar biasa.
Kalau diingat lagi, ternyata Hasna belajar warna dari film Tayo Si Bis Kecil, yang ditayangkan stasiun RTV. Memang ada beberapa bis dalam film tersebut. Tayo berwarna biru, Rogi berwarna hijau, Lani berwarna kuning dan Gani berwarna merah. Awalnya Hasna memang sering bertanya, "Mbu kalau Tayo warnanya apa? Kalau Gani?" Tapi lama kelamaan dia hafal sendiri.
Alhamdulillah wa syukurillah. Memang benar, setiap anak itu unik. Cara belajarnya pun unik. Dan setiap anak pun pada dasarnya kreatif, mereka mampu menciptakan cara belajar mereka sendiri ketika kita beri mereka ruang untuk bereksplorasi.
Sekarang kekhawatiran saya sudah reda. Saya yakin bahwa Hasna dan juga adiknya memiliki cara belajar dan kreativitasnya masing-masing. Tapi mengenalkan berbagai kegiatan kepada mereka juga tetap diperlukan, agar mereka kaya wawasan dan pengalaman.
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative
Tidak ada komentar:
Posting Komentar