Kamis, 02 November 2017

Pengalaman Belajar Kreativitas di IIP : Ganti 'Kacamata' Baru

"Libur tlah berakhir, libur tlah berakhir, hore hore hore!" (Maaf ya Tasya, lagumu sedikit diubah, piss,hehehe). Mungkin lagu yang saya nyanyikan di atas sedikit merepresentasikan bagaimana perasaan saya menyambut liburan CAWU 2 perkuliahan Bunsay IIP yang sudah berakhir. Daan ketika baru masuk kelas, masih jetlag pulang liburan, langsung dapat kejutan dari Teteh- teteh Fasil Kece baru di kelas, membuat aliran rasa tentang diskusi mengenai KREATIVITAS. O-M-G, secara pas diskusi aye ketiduran ditambah besoknya hectic nyiapin printilan-printilan bekal berkegiatan (lagi) di ranah publik, membuat saya menangis di sudutan kamar. Nggak deng , yang ini mah lebay aja, tapi asli rasanya tuh kayak dikejar-kejar sesuatu, cyiin 😆

Tapi dengan menguatkan semangat dan tekad untuk berikhtiar demi menjadi seorang ibu yang profesional, maka saya akhirnya mulai membaca, meresapi lalu kutak-ketik di HP mengenai diskusi yang sudah berlangsung dua malam yang lalu (maafken saya yang kurang gesit ini ya Teteh Fasil 🙏😌 )

Baiklah, berbicara tentang kreativitas, yang bagi saya ini bukan gue banget (langsung men- judge diri gini, heuheu), pasti nggak ada habisnya, nggak ada matinya. Kreativitas sering dihubungkan dengan mencipta ( create ) atau membuat hal atau benda baru dimana dalam taksonomi bloom, create merupakan kemampuan tertinggi setelah mengingat, mengerti, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi. Woow banget kaan. Maka nggak salah banyak orangtua yang ingin anak-anaknya jadi anak yang kreatif bahkan sampai memasukkan anak mereka ke tempat-tempat les yang nge- hits, terkenal dan mahal, ckckck.


Padahal, kreativitas bisa diasah dan dipertajam, bukan dibuat karena pada dasarnya anak terlahir kreatif, oleh orangtua terutama ibu, selaku madrasah pertama. Tapii, berdasarkan diskusi di grup Bunsay #1_Bandung 2, ternyata banyak kendala alias Pe-Er yang ternyata masih perlu dituntaskan oleh para mama sebelum membersamai anak-anak yang memang dari lahir sudah kreatif. Apa saja PR itu? Dari hasil diskusi, didapatlah masukan bahwa terdapat beberapa hal yang menghambat kreativitas yaitu:
✏Mental block
✏Terjebak rutinitas
✏Nggak pede
✏Moody
✏Nggak berani nyoba
✏Terlalu fokus terhadap pendapat SAYA sebagai acuan
Dan sembari 'tertohok' saya mengakui ITU SAYA BANGET 🙈

Diskusi ini sungguh mencerahkan dan me- wake me up when October ends (bukan September seperti judul lagunya Green Day, hihi). Betapa selama ini saya begitu kaku ketika membersamai anak-anak berproses kreatif. Betapa saya terlalu fokus pada apa yang dihasilkan anak-anak daripada proses yang kami lewati bersama. Betapa saya terlalu berambisi ingin menghiasi dinding rumah dengan hasil karya anak-anak yang oh sangat keren and brightly sparkling seperti yang sering saya intip di laman-laman elektronik. Astaghfirullaah. Padahal setiap anak itu unik dan karya yang mereka hasilkan juga unik, tidak bisa dibandingkan dengan orang lain.

Maka, saya pikir saya perlu memperbaiki 'kacamata' saya tentang makhluk yang bernama KREATIVITAS ini. Bahwa kreatif tidak perlu mahal, tidak perlu mewah dan tidak perlu rumit. Hanya butuh sedikit ramuan ajaib, imagination, fun dan enjoy, maka woosh terciptalah KREATIVITAS yang hakiukiu (hakiki; bahasa kids jaman now 😁 ). Mengapa imajinasi? Karena kreativitas tidak bisa dipisahkan dari proses berimajinasi. Kata Mbak Luna Setiati, M.Ds, seorang pakar gambar bercerita dan pakar cara belajar kreatif terpadu, bahwa kreativitas berhubungan dengan imajinasi dan kepekaan. Kepekaan disini maksudnya kemampuan anak untuk berada dalam emosi positif untuk belajar, berpikir dan berkarya. Maka saya simpulkan, dengan merasa senang, bahagia dan menikmati, ditambah daya imajinasi anak-anak yang luar biasa maka kreativitas anak dapat terbentuk. Dan mengutip quote nya Kristin Webb, 'Every child is born creative. The challenge is to keep that creativity alive.' Inilah sebenarnya tugas orangtua dan pendidik pada umumnya, menjaga agar kreativitas anak tetap hidup.

Semangaat ibu-ibu semuaa, semangaat untuk diri saya tercinta! Semoga ke depannya bisa lebih rilex, optimis dan bahagia dalam membersamai anak berproses kreatif 💪

Referensi bacaan:
Taksonomi Bloom, https://www.google.co.id/search?dcr=0&source=hp&ei=REj6WerKGsTYvgTZzI3YDw&q=bloom+taxonomy&oq=Bloom+ta&gs_l=mobile-gws-hp.1.0.0l5.1858.8088.0.9109.18.12.6.0.0.0.307.2590.0j2j8j1.11.0....0...1.1.64.mobile-gws-hp..1.17.3134.3..5j35i39k1j0i131k1j0i10k1.254.srleqFb6P_8#imgrc=LY1ImA3IdOodNM:

Diskusi di WAG Bunsay#1_Bandung 2

Seminar Melejitkan Kreativitas dan Imajinasi Lewat Gambar Anak (Bandung, 30 November 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar