Bismillaah….
Jika di hari pertama dan kedua saya lebih banyak berkomunikasi produktif dengan anak sulung saya, Hasna, kemarin saya mencoba untuk berkomunikasi produktif dengan anak kedua saya, Khaira. Khaira berumur 1 tahun 5 bulan. Dari segi kosakata, dia baru bisa melafalkan beberapa kata dan diantaranya ada yang belum jelas. Khaira dapat memanggil ‘Ambu’ dan ‘Abah’ dengan jelas, begitu juga dengan kata ‘Mbah’. Untuk menyebut ‘Mbak Hasna’ dia belum bisa, baru ‘Ena’ yang keluar dari mulutnya ketika memanggil kakaknya.
Kata-kata lain seperti ‘mam’, ‘minum’, sudah cukup jelas diucapkan. Kata jatuh, sepatu dan mau masih berupa penggalan kata seperti ‘tuh’ untuk jatuh, ‘tu’ untuk sepatu dan ‘au’ untuk mau.
Walaupun masih belum jelas berbicara, Khaira akan menunjuk sesuatu yang diinginkannya jika saya dan anggota keluarga yang lain tidak memahami apa yang dia minta.
Baru-baru ini, Khaira sangat senang mengambil pakaian kakaknya,terutama celana, untuk kemudian dia coba pakai sendiri. Ini mungkin disebabkan karena pakaian-pakaian kakaknya baru beberapa minggu ini dipindah ke lemari yang lebih rendah agar Hasna bisa belajar mengambil baju sendiri dan posisi ini bisa dijangkau oleh Khaira.
Nah, kemarin siang sekitar jam 14.30 an, Khaira saya lihat sedang asyik bermain dengan (maaf) celana dalam kakaknya. Ada 2 celana dalam yang dia ambil dan berusaha dia pakai sendiri. Ketika melihat hal tersebut, saya hampiri dia sambil tersenyum. Lalu saya berkata, “Adek kok ambil celana dalam Mbak?” Khaira hanya diam sambil memandang saya. Lalu saya lanjutkan berdialog dengannya, “Nanti celananya bisa kotor lho Dek, kalo dipakai mainan. Tolong disimpan ya, ke dalam lemari”, ujar saya sambil melipat celana tersebut lalu menunjuk ke arah lemari.
Ternyata, Khaira paham apa yang saya maksud. Dia lalu mengambil celana dari tangan saya dan menuju lemari untuk kemudian menyimpannya. Alhamdulillah… senangnya saya :D Ternyata Khaira sudah dapat memahami instruksi sederhana yang diberikan secara perlahan, dengan muka menghadap ke arahnya agar dia dapat melihat mulut saya saat bicara, dan eye contact yang terjaga. Selain itu, penggunaan isyarat dengan tangan atau anggota tubuh lain dapat sangat membantu.
Praktek komunikasi produktif saya dengan suami kami lakukan semalam. Setelah anak-anak tidur, sekitar pukul 21.00, kami mulai berbincang-bincang. Awalnya saya ingin membicarakan tentang beberapa hal tetapi ternyata suami saya memiliki topiknya sendiri. Akhirnya saya mengikuti keinginannya. Saya berusaha menahan diri untuk tidak membicarakan dulu masalah yang ingin saya bahas karena saya lihat waktunya pun kurang tepat. Suami saya sedang memegang laptopnya dan mengerjakan sesuatu. Daripada tidak fokus, mungkin sebaiknya saya mencari waktu lain yang lebih tepat. Lagipula apa yang ingin saya bicarakan tidak urgent. Semoga lain kali bisa dapat waktu yang pas untuk berdiskusi :)
Alhamdulillah….
#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar