Sore tadi saya dibuat kagum dan terharu oleh Hasna. Setelah selesai mandi dan pakai baju Hasna tiba-tiba memeluk saya dan berkata, "I love it". Sontak saya tertawa tapi hanya sebentar saja. Mengapa saya tertawa? Karena menurut saya ini lucu. Seharusnya Hasna mengatakan 'I love you' tapi entah kenapa jadi 'I love it', hehehe.
Setelah itu saya menjelaskan kepada Hasna mungkin yang Hasna mau ucapkan adalah kalimat 'I love you'. Hasna pun tersenyum dan kembali memeluk saya sambil mengucapkan 'thank you'. Saya jawab, "You're welcome". Lalu Hasna berkata, "Kayak Maui bilang you're welcome". Maui adalah salah satu tokoh di film Moana. Film ini adalah salah satu film favorit Hasna.
MasyaAllah, saya kagum dengan daya tangkap dan ingatan Hasna yang kuat. Saya dan Abah tidak pernah mengajarkan Bahasa Inggris secara langsung kepada anak-anak. Kami terkadang menonton film kartun yang berbahasa Inggris bersama-sama atau saya membacakan cerita berbahasa Inggris kepada mereka tapi tidak pernah meminta mereka untuk menghafalkan kata-kata dan artinya.
Sepertinya Hasna belajar kata-kata itu dengan cara mendengarkan (gaya belajar audio) dari film atau cerita yang pernah dibacakan oleh saya atau Abahnya. Dan setelah dia mendengar kata tersebut, dia simpan dalam memorinya dan kemudian dia ungkapkan di suatu waktu. Terkadang kata yang Hasna ucapkan nyambung dengan kalimat yang dia buat namun terkadang tidak nyambung juga. Tugas kami disini, memperbaiki kalimat Hasna yang belum tepat dan menjelaskan yang benar.
Allahu Akbar, Maha Besar Allah yang telah menciptakan makhlukNya dengan kemampuan yang luar biasa.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Jumat, 28 April 2017
Lompat, lompat!
Beginilah kegiatan Hasna dan Khaira sehari-hari di rumah. Naik sana, naik sini, loncat sana, loncat sini. Mereka baru akan berhenti saat makan, tidur, atau sudah kecapekan 😁
Foto ini diambil kemarin. Hasna(berbaju pink) sedang menaiki sofa setelah itu dia melompat ke bawah (tapi bukan ke lantai). Khaira sedang mengamati keadaan di luar melalui jendela. Biasanya Khaira pun akan mengikuti apa yang dilakukan kakaknya yaitu naik ke atas sofa, hehehe.
Saat melakukan kegiatan tersebut, mereka tidak hanya sedang menaiki atau melihat sesuatu. Yang saya perhatikan, mereka sedang mempelajari atau mempraktekkan sesuatu yang mereka sudah tahu. Di sisi lain, mereka pun sedang mengembangkan kemampuan motoriknya. Misalnya, sambil menaiki sofa, mulut Hasna tidak bisa diam. Dia sibuk membuat cerita dengan menggunakan kosakata baru (walaupun terkadang ceritanya tidak nyambung, hehehe). Ketika Hasna melompat dan berteriak "Lompat!", Khaira mengikuti dengan cara melompat-lompat di tempat sambil berseru, "Lompat, lompat".
Dari apa yang mereka lakukan, saya pikir mereka menggunakan gaya belajar kinestetik. Mereka mempelajari sesuatu sambil bergerak. Hasna belajar membuat cerita dan Khaira mempelajari kosakata baru. Sepertinya saya pikir ini efektif untuk mereka karena selain mereka melakukannya dengan gembira, apa yang mereka pelajari pun bertahan lama. Nah, tugas saya duduk manis memperhatikan mereka untuk memastikan mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat melukai diri mereka 😊
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Rabu, 26 April 2017
'Sponge' Kecil Ambu yang Menakjubkan
Pernah mendengar ungkapan bahwa anak-anak itu seperti 'sponge' yang menyerap apapun yang mereka dengar atau lihat? Ternyata ini benar adanya. Jadi ceritanya, tadi siang ketika Hasna baru pulang dari rumah tetangga bersama Mbah Utinya, Hasna menceritakan sesuatu kepada saya. "Ambu, tadi ketika Hasna pulang, Hasna pakai payung karena hujan." Sekilas ini seperti obrolan biasa saja. Tapi saya terpaku pada 1 kata, yaitu "ketika".
Sejauh yang saya ingat, saya ataupun anggota keluarga yang lain sangat jarang menggunakan kata "ketika" saat mengobrol. Tapi menilik apa yang Hasna katakan tadi siang, pasti Hasna pernah mendengar kata ini. Hal lain yang membuat saya kagum, Hasna bisa menggunakan kata ini dengan benar yaitu sebagai penunjuk waktu. MasyaAllah....
Hmm, setelah saya pikir-pikir, sepertinya Hasna mempelajari kata ini melalui cerita-cerita yang pernah kami bacakan. Atau bisa juga dari film kartun yang sering dia lihat di TV. Ada beberapa film kartun yang menurut kami bagus, tidak hanya dalam hal isi tapi juga penggunaan bahasanya. Beberapa film tersebut adalah Diva, Cloud Bread dan Pororo. Semuanya ditayangkan oleh stasiun TV swasta RTV. Diva adalah film Indonesia sedangkan Cloud Bread dan Pororo adalah film luar yang di dubbing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam film-film tersebut menurut saya cukup baik sehingga dapat membiasakan anak untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kali ini, saya pikir Hasna menggunakan gaya belajar audio karena dia mendengar kemudian merekam kata tersebut dalam memorinya dan menggunakannya dalam konteks yang tepat.
Untuk Khaira, dia memang belum terlalu fasih atau jelas dalam berbicara. Namun sejauh ini, Khaira menggunakan cara audio dan visual dalam mempelajari hal baru. Khaira sedang tertarik dengan hewan, jadi dia lebih senang mengamati buku-buku yang terdapat gambar hewan di dalamnya. Setelah itu dia akan bertanya, "Apa ni Mbu?", sambil menunjuk salah satu gambar. Lalu saya akan menunjuk gambar tersebut sambil menyebutkan nama hewannya. Lalu biasanya saya akan tanyakan ulang nama hewan tersebut sambil menunjuknya. Dari sini, saya pikir Khaira menggunakan gaya belajar audio visual karena dia perlu melihat gambar hewan dan memgetahui namanya dari penjelasan yang dia dengar dari saya.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Belajar Memarut Keju dan Menyapu
Kemarin Hasna membantu saya memarut keju untuk isian roti bakar. Ini bukan kali pertama Hasna membantu saya memarut keju, tapi sebelum mulai saya ulangi lagi bagaimana cara memarut keju yang benar.
Awalnya saya contohkan bagaimana cara memarut keju yang benar. Parutan dipegang oleh tangan kiri dan keju tangan kanan. Keju diparut maju-mundur. Setelah itu Hasna mulai memarut sendiri dan dia dapat mengikuti apa yang saya contohkan.
Selama saya menjelaskan cara memarut keju, Hasna menyimak dengan baik. Namun Hasna belum bisa terlalu lama melakukan aktivitas ini karena dia tidak tahan untuk memakan keju hasil parutannya. Alhasil, keju yang baru terkumpul sedikit, malah jadi habis tak bersisa sebelum 'dieksekusi' menjadi roti bakar, hehehe. Untuk kegiatan ini, saya lihat Hasna menggunakan gaya belajar visual dan kinestetik, karena selain melihat bagaimana cara memarut keju, diapun mencoba langsung prosesnya.
Di sore hari, Khaira tiba-tiba pergi ke dapur dan menunjuk-nunjuk sapu yang tergantung di dindingnya sambil bilang "Apu, apu", maksudnya dia minta diambilkan sapu. Setelah saya berikan, Khaira langsung melakukan gerakan menyapu lantai di ruang tengah. Waah, masyaAllah, sepertinya Khaira mencontoh saya sewaktu menyapu. Gerakannya sudah lumayan baik walaupun arah menyapunya masih belum terarah, hehehe. Untuk kegiatan ini, saya lihat Khaira menggunakan gaya belajar visual karena saya belum pernah menjelaskan tentang cara menyapu kepadanya.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Awalnya saya contohkan bagaimana cara memarut keju yang benar. Parutan dipegang oleh tangan kiri dan keju tangan kanan. Keju diparut maju-mundur. Setelah itu Hasna mulai memarut sendiri dan dia dapat mengikuti apa yang saya contohkan.
Selama saya menjelaskan cara memarut keju, Hasna menyimak dengan baik. Namun Hasna belum bisa terlalu lama melakukan aktivitas ini karena dia tidak tahan untuk memakan keju hasil parutannya. Alhasil, keju yang baru terkumpul sedikit, malah jadi habis tak bersisa sebelum 'dieksekusi' menjadi roti bakar, hehehe. Untuk kegiatan ini, saya lihat Hasna menggunakan gaya belajar visual dan kinestetik, karena selain melihat bagaimana cara memarut keju, diapun mencoba langsung prosesnya.
Di sore hari, Khaira tiba-tiba pergi ke dapur dan menunjuk-nunjuk sapu yang tergantung di dindingnya sambil bilang "Apu, apu", maksudnya dia minta diambilkan sapu. Setelah saya berikan, Khaira langsung melakukan gerakan menyapu lantai di ruang tengah. Waah, masyaAllah, sepertinya Khaira mencontoh saya sewaktu menyapu. Gerakannya sudah lumayan baik walaupun arah menyapunya masih belum terarah, hehehe. Untuk kegiatan ini, saya lihat Khaira menggunakan gaya belajar visual karena saya belum pernah menjelaskan tentang cara menyapu kepadanya.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Minggu, 23 April 2017
Hasna dan Kisah Burung Merpati Nabi Ibrahim
Hari ini Hasna dan Khaira bermain dengan seorang teman perempuan yang merupakan anak dari tetangga kami. Dia sudah bersekolah dan duduk di kelas 1 SD. Saat sudah lelah bermain, Hasna dan temannya ini kemudian mulai membuka-buka buku cerita milik kami. Ketika memegang sebuah buku cerita tentang hewan-hewan yang ada dalam kisah Nabi, teman Hasna bertanya, "Ini cerita tentang Paus dan Burung Merpati?" Hasna menjawab, "Iya, Burung Merpati Nabi Ibrahim."
Lagi-lagi saya dibuat kagum oleh Hasna. Dia mampu mengingat cerita tersebut walaupun jarang diceritakan kepadanya. Abah memang pernah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan seekor burung merpati beberapa kali dan itu sudah sebulan yang lalu. Rupanya Hasna belajar melalui apa yang dia dengarkan dan diingat olehnya sampai sekarang. Masya Allah.... Berarti dia pun memiliki gaya belajar auditori.
Wah, saya semakin 'galau' menentukan gaya belajar apa yang paling menonjol dari anak-anak karena jika diobservasi setiap anak menunjukkan lebih dari satu gaya belajar. Semoga dengan berjalannya waktu gaya belajar mereka yan sesungguhnya bisa kami temukan bersama sama.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Lagi-lagi saya dibuat kagum oleh Hasna. Dia mampu mengingat cerita tersebut walaupun jarang diceritakan kepadanya. Abah memang pernah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan seekor burung merpati beberapa kali dan itu sudah sebulan yang lalu. Rupanya Hasna belajar melalui apa yang dia dengarkan dan diingat olehnya sampai sekarang. Masya Allah.... Berarti dia pun memiliki gaya belajar auditori.
Wah, saya semakin 'galau' menentukan gaya belajar apa yang paling menonjol dari anak-anak karena jika diobservasi setiap anak menunjukkan lebih dari satu gaya belajar. Semoga dengan berjalannya waktu gaya belajar mereka yan sesungguhnya bisa kami temukan bersama sama.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Belajar Bahasa Inggris dari Film Trolls
Kemarin sore, anak-anak menonton film Trolls di laptop abahnya dengan didampingi abah. Ini adalah salah satu film kesukaan anak-anak karena banyak lagunya 😁 Walaupun film ini berbahasa Inggris, anak-anak suka sekali menontonnya. Bahkan mereka bisa menyanyikan beberapa lagunya walaupun hanya sepotong-sepotong dan tidak jelas dalam melafalkannya. Tapi nadanya lumayan benar, hehehe. Dan yang membuat saya heran, mereka bisa menangkap beberapa kata dari hasil mendengarkan lagu di film tersebut, seperti kata 'true', 'colour', 'I love you', 'that', 'why', 'beautiful', dan beberapa kata lainnya. Lumayan, mereka bisa sekalian belajar Bahasa Inggris tanpa diajari, hehehe.
Hasna dapat menonton film ini sambil duduk diam dari awal hingga akhir, walaupun sesekali dia berdiri untuk mengikuti gaya karakter-karakternya ketika sedang bernyanyi. Sedangkan Khaira tidak bisa diam, Khaira terus menerus bolak balik untuk mengambil makanan atau mainan atau memeluk orang yang dia ingin peluk(Khaira memang senang memeluk,tapi hanya orang yang betul-betul dekat dan dia kenal 😍). Khaira baru bisa anteng saat ada adegan bernyanyi. Begitu juga jika menonton film lain, misalnya Upin dan Ipin. Khaira lebih suka saat ada nyanyiannya dari pada dialognya. Untuk saat ini saya kategorikan gaya belajar Hasna ke dalam audio dan visual sedangkan untuk Khaira yaitu visual dan kinestetik.
Saya dan suami saya pun dibuat heran oleh Hasna saat kami sedang membicarakan masalah kopi. Hasna yang sedang memegang beberapa 'sachet' kopi instan, ditanya oleh abahnya, ada berapa 'sachet' kopi yang sedang dia pegang. Hasna lalu menjawab, 9 mili. Kami agak heran juga karena kami merasa belum memberitahukan atau mengajarkan kepadanya tentang satuan panjang seperti mili (milimeter). Ketika kami telusuri, beberapa hari yang lalu saya dan abah memang pernah beberapa kali berdiskusi tentang diameter besi yang kami perlukan dalam proses pembangunan rumah. Beberapa kali kami menyebut diameternya lengkap dengan satuannya yaitu milimeter. Mungkin ketika kami berdiskusi, Hasna kebetulan ada di dekat kami dan mendengarkan apa yang kami bicarakan. Lalu dia menyimpan apa yang dia dengar dan baru mengucapkannya sekarang. Ini berarti dia belajar secara audio.
Masya Allah.... semakin takjub saya dengan cara anak kecil belajar. Benar-benar seperti spon yang menyerap segala macam informasi. Hmm, perlu hati-hati juga nih ketika berbicara atau menyampaikan sesuatu kepada anak-anak, karena mereka belum bisa menyaring mana yang baik dan yang buruk.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Jumat, 21 April 2017
Si Kutu Beras Sumber Belajar Kami
Hari ini saya, Hasna, Khaira dan Mbah Uti pergi ke pasar. Di pasar, kami mampir di toko beras paman saya. Disana, Hasna dan Khaira awalnya memainkan beras dengan jari-jari mereka. Kemudian kami menemukan seekor kutu beras. Saya lalu mengambil kutu tersebut dan memperlihatkannya kepada Hasna dan Khaira. Saya memberitahu mereka bahwa itu adalah kutu beras, hewan yang sering ditemukan di beras.
Hasna dan Khaira berusaha untuk memegang kutu tersebut. Hasna memang lebih banyak menyentuh sesuatu ketika baru mengenal hal baru. Dia tidak segan menyentuh ikan yang bersisik dan berlendir, bahkan hamster yang bagi saya sangat menggelikan, hehehe. Khaira pun begitu. Dari situ, hari ini saya ambil kesimpulan bahwa gaya belajar mereka adalah kinestetik.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Hasna dan Khaira berusaha untuk memegang kutu tersebut. Hasna memang lebih banyak menyentuh sesuatu ketika baru mengenal hal baru. Dia tidak segan menyentuh ikan yang bersisik dan berlendir, bahkan hamster yang bagi saya sangat menggelikan, hehehe. Khaira pun begitu. Dari situ, hari ini saya ambil kesimpulan bahwa gaya belajar mereka adalah kinestetik.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Kamis, 20 April 2017
Mengenali Gaya Belajar Anak: Hari Kesatu
Sebagai seorang guru, memahami gaya belajar setiap anak didik adalah suatu hal yang penting karena dengan memahami gaya belajar anak, maka seorang guru dapat menentukan cara atau metode yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Nah, ternyata tidak hanya guru yang perlu mengenali gaya belajar anak didiknya tetapi orangtua pun perlu untuk mengenali gaya belajar anak-anaknya dan juga gaya belajar dirinya sendiri. Mengapa? Karena hal ini akan berpengaruh terhadap gaya bekerja kita nantinya. Selain itu, terdapat tujuan lain dari mengenali gaya belajar dan bekerja ini yaitu agar tidak termasuk ke dalam kategori masyarakat buta huruf abad 20.
Nah, ternyata tidak hanya guru yang perlu mengenali gaya belajar anak didiknya tetapi orangtua pun perlu untuk mengenali gaya belajar anak-anaknya dan juga gaya belajar dirinya sendiri. Mengapa? Karena hal ini akan berpengaruh terhadap gaya bekerja kita nantinya. Selain itu, terdapat tujuan lain dari mengenali gaya belajar dan bekerja ini yaitu agar tidak termasuk ke dalam kategori masyarakat buta huruf abad 20.
Masyarakat buta huruf abad 20 didefinisikan oleh Alvin Toffler sebagai berikut,
“Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar.”
Belajar merupakan kegiatan yang perlu kita lakukan terus menerus, secara kontinyu. Sebagaimana disebutkan oleh sebuah pepatah, “Belajarlah dari mulai buaian sampai ke liang lahat”. Ini memperlihatkan bahwa sebagai manusia kita tidak pernah bisa lepas dari yang namanya ‘belajar’. Maka dari itu, mengenali gaya belajar yang kita maupun anak-anak kita miliki menjadi suatu hal yang penting karena akan menunjang cara belajar kita dan anak-anak kita.
Alhamdulillah di materi Bunda Sayang yang ke-4 ini, saya banyak mendapat pelajaran berharga tentang berbagai macam gaya belajar anak. Ada 3 gaya belajar yaitu visual, audio dan kinestetik. Dan game level 4 ini menuntun saya untuk menemukan gaya belajar Hasna dan Khaira dengan melakukan pengamatan dalam kegiatan mereka sehari-hari.
Pengamatan Hari ke-1
Di hari pertama ini saya mengamati Hasna dan Khaira yang belajar huruf dari lagu di Film Upin Ipin. Saat lagu tersebut ditayangkan, Hasna melihat dan mendengarkan lagu tersebut sambil bergelantungan di sofa sedangkan Khaira duduk diam sambil ikut bernyanyi. Dari sini saya masukkan Hasna ke dalam kategori gaya belajar kinestetik karena dia mempelajari sesuatu sambil bergerak dan tidak mau diam. Sedangkan Khaira lebih ke tipe auditori karena dia dapat duduk anteng sambil memperhatikan lagu yang ditayangkan di TV.
Sumber bacaan: materi Bunda Sayang Level 4
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Jumat, 14 April 2017
Aliran Rasa Tantangan Level 3
Tantangan level 3 ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya juga anggota keluarga yang lain. Bagaimana tidak, dalam pelaksanaannya kami diharapkan senantiasa bekerja sebagai satu tim. Kerjasama dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar projek yang sudah kami tentukan dapat berjalan dengan lancar.
Komunikasi merupakan salah satu tantangan yang masih harus terus kami latih juga. Mengingat anak-anak masih balita, maka kosakata yang mereka kuasai pun masih terbatas sehingga kami perlu berusaha menjelaskan mengenai projek keluarga kami kepada mereka sesederhana mungkin. Nah, ini yang sempat membuat saya dan suami memutar otak untuk mencari kata-kata yang sesuai dengan usia mereka agar mereka mengerti apa yang kami maksud.
Alhamdulillah projek keluarga kami yang pertama dapat berjalan dengan lancar. Kami semua bergembira melakukannya. Namun kami mengalami kendala di projek yang kedua. Kami mengalami inkonsistensi dalam pengerjaannya. Sepertinya projek kedua ini perlu diperpanjang waktunya karena menurut saya ini projek yang bagus yang dapat membuat kami bersemangat untuk senantiasa berbuat kebaikan setiap saat.
Secara umum, tantangan level 3 ini membuat kami rutin melakukan beberapa kegiatan yang biasanya jarang kami lakukan seperti forum keluarga dan mengapresiasi kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan oleh anak-anak. Semoga kebiasaan baik ini dapat berlanjut dan membuat keluarga kami semakin kompak dan solid sebagai satu teamwork.
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP
Sabtu, 01 April 2017
Kebaikan di Hari Kedua
Hari ini adalah hari kedua kami mengerjakan projek keluarga kami yang kedua. Hari ini daun-daun kebaikan bertambah lagi. Dan diantara kami berempat, Hasna yang paling banyak catatan kebaikannya hari ini 😍
Beberapa kebaikan hari ini yaitu: Ambu memijit Abah yang sedang sakit, Abah menjaga Hasna ketika Ambu sedang menyusui Khaira, Khaira meminta maaf saat menginjak kaki Ambu tanpa disuruh, Hasna mengingatkan Khaira untuk menggunakan sendok saat sedang makan, Hasna langsung mengerjakan perintah Abah ketika diminta untuk mengambil dan mengganti celananya yang basah serta Hasna berbagi makanan dengan adiknya tanpa diminta.
Nah, setelah daun-daunnya ditempel, saya membacakan kembali kebaikan-kebaikan yang sudah kami lakukan hari ini di hadapan Abah, Hasna dan Khaira. Saat momen ini, saya lihat Hasna tersipu dan terlihat bahagia saat nama dan kebaikannya disebutkan serta diberi tepuk tangan, hehehe. Semoga projek ini bisa menjadi salah satu penyemangat bagi kami, khususnya bagi anak-anak untuk terus berbuat kebaikan setiap hari. Semangaat 💪😊
#TantanganHari10
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP
Langganan:
Postingan (Atom)