Di tantangan game level 5 ini, keluarga kami membuat paus literasi dalam rangka meningkatkan minat baca para anggota keluarga kami. Pembuatan paus literasi nya sendiri kami jadikan mini project dimana semua terlibat dalam pembuatannya. Abah bertugas menggambar dan menebalkan 'Si Paus', ambu menggunting 'Paus' tersebut dan anak-anak bertugas menempelkan 'Si Paus' ke dinding dengan bantuan masking tape.
Saat proses pembuatan, alhamdulillah anak-anak terlihat antusias dalam mengerjakannya. Di awal-awal mengerjakan tantangan ini pun, anak-anak terlihat bersemangat ketika saya ajak untuk membaca (dibacakan) buku. Hasna senang sekali dibacakan sebuah buku berbahasa Inggris yang berjudul "Nine Dragon". Setelah selesai dibacakan, biasanya dia akan mulai berbicara 'Bahasa Inggris' yang hanya dia sendiri yang tahu artinya 😁 Yah, cukup menghibur saya terutama jika sedang penat mengerjakan tugas domestik sehari-hari,hehehe.
Di awal waktu, semangat saya pun masih membara dalam membaca buku. Namun seiring berjalannya waktu, semangat itu meluntur sehingga saya lebih memilih membaca artikel secara online dibandingkan membaca buku. Padahal, saat masih muda dulu (ciyee) saya bisa melalap 1 novel Agatha Christie dalam semalam dan 1 buku Harry Potter (yang kata orang tebalnya aduhai) kurang dari 3 malam. Apa mungkin karena sekarang yang saya baca adalah buku tentang finansial ya, makanya kecepatan membaca saya jadi berkurang? Hehehe.
Pak suami saat ini sedang senang membaca buku tentang pemrograman tapi ya itu, bacanya kalau ada waktu senggang dan waktu senggang itu datangnya tidak setiap hari apalagi kalau porsi beliau menjaga anak-anak bertambah karena saya ada keperluan 😁
Khaira, Si Bungsu yang hampir berusia 2 tahun, sepertinya masih belum mengerti kenapa sih orang-orang di sekitar dia berusaha membaca buku setiap hari. Dia masih senang berjalan kesana kemari saat saya atau abahnya membacakan buku baginya. Tapi dia sudah mulai senang membuka-buka buku, majalah atau koran atau apapun yang ada tulisan atau gambarnya walaupun sebentar dan hanya dilihat-lihat saja gambarnya. Bagi saya, hal itu tidak buruk bagi anak seusia dia.
Kalau dijumlah, dalam 10 ada 8 buku yang sudah saya dan/ suami saya bacakan untuk anak-anak. Sebagian besar buku anak-anak dengan tingkat ketebalan kurang dari 20 halaman dan tiap halamannya dipenuhi gambar dengan beberapa kalimat pendek.
Jika disimpulkan, tingkat literasi keluarga kami masih rendah salah satunya karena kami belum membaca buku setiap hari. Membaca buku masih di hari-hari tertentu saja, belum menjadi budaya misalnya kegiatan membaca sebelum tidur (bed time story). Maka tingkat literasi di keluarga kami masih perlu dibenahi dengan cara diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat jadwal bed time story dimana tugas membaca cerita bisa dibagi antara ambu dan abah.
2. Memantapkan diri (bagi ambu dan abah) untuk berusaha membaca buku, minimalnya satu halaman per hari.
3. Mengubah mindset bahwa "Saya lebih baik dalam membaca novel daripada membaca buku non fiksi karena novel itu lebih menyenangkan" menjadi " Semua buku itu menyenangkan" (sepertinya akan perlu usaha ekstra untuk hal ini, hahay).
Memang tidak mudah meraih dan mempertahankan hal baik yang belum pernah kita raih sebelumnya, tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan ketekunan dan kesabaran insyaAllah hal itu dapat terwujud. Semoga Allah mudahkan, aamiin.
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunSayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst
Tidak ada komentar:
Posting Komentar