Sabtu, 30 September 2017

Hikmah Dibalik Peraturan Ambu

Walaupun penuh tantangan, bukan berarti peraturan yang saya buat mengenai batas uang jajan ini tidak berhasil sama sekali. Sampai hari keenam ini, angka 15ribu rupiah belum terlampaui. Horee 😁 Selain itu ada hikmah yang bisa saya ambil yaitu selain membantu anak-anak mengerem keinginan untuk jajan, saya juga ikut belajar mengerem keinginan untuk jajan.

Ya, saya juga sebelumnya mudah sekali untuk membeli jajanan hanya untuk memuaskan keinginan ngemil 🙈 Tapi sekarang, saya berusaha menguranginya, sedikit demi sedikit. Sama seperti yang saya terapkan kepada anak-anak, sebelum jajan saya menganalisis dulu mana yang merupakan kebutuhan mana yang keinginan. Dengan begitu, saya bisa lebih mengerem keinginan untuk membeli barang yang tidak perlu.

Ada beberapa alternatif memang,  yang saya pikir bisa mengurangi keinginan untuk jajan, yaitu:
*menyediakan makanan di rumah. Baik itu makanan berat (masak sendiri) maupun cemilan berupa snack ringan. Cemilan ini bisa dibuat sendiri ataupun dibeli lalu dijadikan stok cemilan.
*Makan teratur, 3 kali sehari.
*Jika butuh pergi ke warung atau supermarket untuk membeli barang yang dibutuhkan, usahakan perut dalam keadaan kenyang. Dengan begini, tidak ada keinginan untuk jajan yang tidak kita butuhkan, hehehe.
*Mengalihkan perhatian jika keinginan untuk jajan muncul. Misalnya bermain dengan anak-anak atau melakukan hal yang disukai lainnya.

Memang PR saya untuk sampai kepada tahap cerdas finansial masih banyak. Tapi tentu saja saya tidak boleh menyerah dan harus selalu semangat serta optimis bahwa diri saya bisa berubah menjadi lebih baik. Karena jika ingin anak-anak menjadi cerdas finansial maka saya harus menjadi cerdas finansial terlebih dahulu. Teladan itu yang utama. Semangaat 💪

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Jumat, 29 September 2017

Peraturan Baru Ambu- Tantangan Kedua

Tantangan kedua dalam menerapkan peraturan yang saya buat, datang dari diri saya sendiri 🙈 heuheu.... Terkadang saat anak rewel atau anak merengek-rengek ingin jajan, alih-alih mengalihkan perhatian mereka atau mengingatkan lagi tentang kebutuhan dan keinginan, saya langsung mengajak mereka ke warung untuk membeli apa yang mereka mau. Biasanya hal ini terjadi saat emosi atau badan saya sedang tidak 'fit'. Untuk menghindari suara rengekan anak-anak yang jika didiamkan malah menyerupai suara dengungan lebah (bagi saya kurang lebih begitu, hehehe), maka mengajak mereka ke warung merupakan jalan pintas yang ampuh.

Namun, yang namanya jalan pintas tidak selamanya menguntungkan. Jalan pintas yang saya ambil malah menjadi bumerang untuk saya. Anak-anak jadi mudah sekali jajan, yang mana jika didiamkan bisa menjadi kebiasaan yang tidak baik. Mereka pun jadi belajar bahwa merengek atau menangis bisa menjadi senjata untuk memenuhi keinginan mereka.

Astaghfirullah.... Disini saya sadar bahwa saya masih harus banyak belajar mengelola emosi. Karena jika saya bisa mengelola emosi dengan baik, tidak mudah panik, maka saya bisa berpikir jernih ketika menghadapi 'kejutan-kejutan' yang muncul ketika membersamai anak-anak.

Subhanallah.... Masih banyak PR ternyata saya. Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk saya agar bisa menjadi lebih baik lagi setiap harinya. Aamiin.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Kamis, 28 September 2017

Peraturan Baru Ambu- Tantangan Pertama

Tantangan pertama ketika peraturan ambu tentang besarnya uang jajan untuk Hasna dan Khaira sebesar 15 ribu rupiah per minggu datang dari orang terdekat, yaitu neneknya. Di hari pertama Hasna sudah jajan sebesar 8 ribu rupiah karena membeli susu dan permen.

Walaupun uangnya berasal dari neneknya tapi Hasna bisa dengan mudahnya menghabiskan uang sebesar itu selama sehari padahal sebenarnya saya sudah menyediakan susu di rumah. Sangat disayangkan karena sebenarnya Hasna bisa membeli makanan lain dengan harga yang tidak begitu mahal pula.

Namun setelah dipikir kembali, kesalahan ada pada diri saya. Saya belum mensosialisasikan peraturan ini kepada orang lain termasuk neneknya. Ternyata menjelaskan atau hanya sekedar memberitahukan aturan yang ada di keluarga kita kepada orang lain seperti keluarga dekat kita itu penting karena dapat membantu aturan itu sendiri berjalan dengan baik dan menyukseskannya.

Karena beda keluarga beda pula peraturannya, maka ada baiknya kita memberitahukan peraturan di keluarga kita terutama kepada keluarga dekat kita maupun kepada orang lain yang memang sering berinteraksi dengan kita. Selain agar mereka mengetahui peraturan tersebut, juga untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 27 September 2017

Aturan Baru Ambu

Hasna dan Khaira sedang senang-senangnya makan, baik itu makan besar maupun makan makanan ringan atau kudapan. Di satu sisi saya sangat bersyukur karena tidak perlu mengejar-ngejar mereka untuk makan. Tapi di sisi lain, saya merasa agak waswas juga. Setiap mereka ikut ke warung, pasti ada saja makanan ringan yang mereka tunjuk (untuk dibeli), tidak hanya satu macam, kadang sampai beberapa macam 😆

Makanan- makanan yang mereka beli alhamdulillah selalu habis mereka makan. Tapi jika hal ini terjadi terus menerus, bisa membengkak ni pengeluaran bulanan. Untuk menyiasatinya, akhirnya saya membatasi uang jajan mereka sebesar 15 ribu rupiah untuk satu minggu. Uang ini dialokasikan jika mereka ingin jajan jika kebetulan ikut saya ke warung, diluar cemilan yang sudah kami siapkan di rumah. Saya memang belum mengumumkan secara langsung kepada mereka, tapi saya mulai jelaskan kepada mereka bahwa mereka boleh saja jajan jika ikut ke warung bersama saya tapi jajannya tidak yang terlalu mahal dan juga tidak terlalu banyak.

Saya mempunyai kriteria sendiri untuk makanan yang boleh mereka beli atau tidak. Biasanya saya menghindari makanan yang ber MSG (walaupun sekali atau dua kali mereka boleh makan), coklat atau permen. Untuk coklat dan permen, mereka boleh makan sesekali saja, tidak terlalu sering. Biskuit atau susu saya perbolehkan.

Semoga saja dengan adanya aturan ini saya dan anak-anak bisa lebih cerdas dalam mengelola keuangan kami 😊

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 26 September 2017

Belajar Cerdas Finansial dari Film Ipin Upin

Film Upin Ipin adalah salah satu film kesukaan anak-anak. Saya pun menyukainya karena banyak terdapat pelajaran yang baik dalam film tersebut. Tapi anak-anak tetap saya dampingi saat menonton film tersebut karena Hasna sering bertanya tentang apa yang dia lihat di film.

Ada satu episode yang menurut saya berkaitan dengan materi cerdas finansial. Di episode tersebut diperlihatkan bahwa Upin dan Ipin mudah sekali membelanjakan uang yang didapat apakah itu dari nenek, kakek ataupun orang lain. Lalu Kak Ros, kakak mereka, memberi tantangan kepada Ipin dan Upin. Jika mereka bisa mendapatkan uang 1 ringgit, maka Kak Ros akan memberi hadiah berupa tambahan uang 1 ringgit.

Maka Ipin dan Upin pun mencari cara untuk mendapatkan uang tersebut. Awalnya mereka meminjam uang kepada temannya, Ehsan. Namun Kak Ros mengetahuinya. Selain itu mereka pun membantu ibu guru membawa buku-buku dari ruang kelas ke ruang guru lalu meminta upah kepadanya. Ibu guru memberikan uang kepada Ipin dan Upin sambil berpesan lain kali jika membantu harus ikhlas jangan mengharapkan imbalan.

Kak Ros akhirnya menjelaskan bahwa mereka bisa bekerja untuk mendapatkan uang. Ipin dan Upin akhirnya membantu temannya, Mail, berjualan ayam goreng. Upah yang mereka dapat dari hasil membantu Mail, mereka kumpulkan. Mereka pun berjualan es buatan Kak Ros sehingga uang yang mereka kumpulkan semakin bertambah.

Selama menonton episode ini, saya mendampingi Hasna dan Khaira sambil sesekali memberikan penjelasan singkat kepada mereka. Intinya, uang bisa didapat dengan cara bekerja atau berjualan. Jika sudah mendapatkan uang, sebaiknya sebagian disimpan, tidak serta merta dihabiskan seketika.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 20 September 2017

Uang Pemberian Mbah #2

2 hari yang lalu, Hasna dan Khaira diberi uang oleh Mbah Uti masing-masing sebesar 25 ribu rupiah. Setelah mengucapkan terima kasih, Khaira tetap memegang uangnya sambil kemudian memainkannya. Sedangkan Hasna memberikan uangnya kepada saya sambil mengatakan, "Uangnya disimpan ambu aja, untuk sekolah."

Alhamdulillah, sudah dua kali Hasna mmberikan uang pemberian dari orang lain kepada saya untuk disimpan dan digunakan untuk keperluannya. Sebelumnya, jika diberi uang oleh orang lain, Hasna memang akan memberikan uang tersebut kepada saya tanpa mengatakan apapun. Semoga ini menjadi awal bagi Hasna, juga Khaira, untuk belajar mengatur keuangan.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 19 September 2017

Uang Pemberian Mbah

Hari Sabtu yang lalu, adiknya Kakung (kakek Hasna) yang tinggal di Jakarta datang ke Bandung untuk menjenguk Kakung yang sedang sakit. Ketika akan kembali lagi ke Jakarta, beliau memberikan uang 50.000 rupiah kepada Hasna sambil mengatakan, "Ini untuk beli kue."

Hasna lalu mengatakan terima kasih dan memegang uang tersebut lama sekali. Sampai-sampai saya bertanya kepada Hasna, "Uangnya mau disimpan ambu atau Hasna?" Hasna menjawab, "Hasna aja."

Tak berapa lama kemudian, Hasna lalu memberikan uang itu kepada saya sambil berkata, "Ini ambu, uangnya. Ambu aja yang simpan untuk sekolah." Masya Allah, ternyata Hasna ingin uangnya disimpan oleh saya untuk kebutuhan sekolahnya. Akhirnya saya jawab, "Oke. Nanti uangnya bisa dipakai untuk beli seragam olahraga ya." Dan Hasna pun menjawab, "Iya."

Alhamdulillaah....

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Senin, 18 September 2017

Menabung di Celengan

Menabung atau yang Hasna kenal dengan kegiatan menyimpan uang di dalam celengan, sudah kami perkenalkan kepada Hasna sejak Ia berusia 2 tahun. Bahkan Khaira sudah mulai ikut-ikutan memasukkan uang ke dalam celengan sejak berusia 1,5 tahun.

Saya dan suami menjelaskan kepada Hasna bahwa jika ingin membeli sesuatu, maka sebaiknya menabung dulu untuk mendapatkannya. Pernah beberapa kali Hasna ingin membeli sesuatu, dia lalu bilang, "Mbu, Hasna mau boneka cupcake , tapi nabung dulu." Walaupun kegiatan menabungnya terkadang belum tuntas dan kami sudah membelikan barang yang Ia mau (biasanya buku) tapi masih tertanam dalam benak Hasna bahwa jika ingin sesuatu maka harus menabung dulu.

                 
Hasna memiliki sebuah celengan yang dia gunakan dari awal Hasna belajar menabung hingga sekarang. Celengan ini merupakan pemberian dari tetangga dekat kami ketika mereka berlibur ke Pangandaran. Celengan ini sudah pernah 2 kali dibongkar di bagian alasnya. Tapi alhamdulillah masih bisa dipakai dan Hasna tidak pernah komplen, hehe.      

                 

Ketika terakhir dibuka, sekitar bulan Juli yang lalu, alhamdulillah  Hasna berhasil mengumpulkan uang sekitar 170.000 rupiah. Uang ini didapat dari pemberian kami ataupun pemberian orang lain seperti nenek, kakek, atau saudara yang berkunjung ke rumah. Uang hasil menabung di celengan ini kemudian kami masukkan ke rekening Hasna di Bank. Sejak Hasna belum berusia dua tahun, saya membuatkannya rekening di bank dengan tujuan awal untuk menyiapkan dana pendidikannya. Hasna saya ajak ikut serta ke bank supaya dia tahu bagaimana proses menabung di bank.                       


Sesudah uangnya ditabung, Hasna tidak meminta apapun. Tapi kami tahu Hasna sejak dulu ingin membeli playdough. Maka kemudian kami ajak Hasna ke toko mainan dan membelikan apa yang dia inginkan tersebut. Kami jelaskan, uang untuk membelinya didapat dari tabungan Hasna dan dia pun senang sekali.

Lain Hasna lain pula Khaira. Khaira belum memiliki banyak keinginan, seperti mainan atau buku bacaan. Paling Khaira hanya ingin makanan-makanan yang dia lihat di iklan saat menonton TV. Sesudah selesai menonton TV, dia akan lupa, hehehe. Jadi saat ini Khaira masih dalam tahap ikut-ikutan kakaknya. Kalau kakaknya memasukkan uang ke dalam celengan, Khaira ikutan. Kalau kakaknya menghitung uang, dia ikutan juga. Tapi semoga ini menjadi awal baginya untuk belajar agar kelak dia dapat cerdas secara finansial.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial