Sabtu, 16 September 2017

Rejeki Alloh Itu Banyak

Kemarin saya, Hasna, Khaira dan adik saya, pergi menjenguk bapak saya yang sedang dirawat di RS. Hasna dan Khaira sangat senang. Mereka mengira dapat bertemu dengan kakungnya yang sudah masuk RS selama 4 hari. Sayangnya balita tidak diperbolehkan masuk ke ruangan tempat bapak saya dirawat. Mereka agak sedih tapi tampak senang kembali setelah diajak melihat ikan oleh om nya di kolam yang letaknya tidak jauh dari ruang perawatan.

Setelah kembali ke rumah, saya mengajak ngobrol anak-anak. "Nah, Kakung dirawat di rumah sakit tadi. Abang Fakhri juga lagi dirawat." Abang Fakhri adalah tetangga depan rumah kami yang sedang dirawat karena typus. "Jadi kita harus bersyukur dikasih kesehatan sama Allah." Hasna mengangguk-anggukkan kepalanya sedangkan Khaira sibuk mainan sendiri, hehehe.

"Sehat itu rejeki lho," saya melanjutkan. "Uang juga rejeki dari Allah. Coba Hasna tau nggak rejeki dari Allah apa lagi?" Hasna menjawab, "Kita bisa makan!" Jawabnya dengan antusias. "Iya betuul. Makanan, minuman, kita bisa bernapas, semua itu rejeki. Jadi rejeki itu tidak hanya uang saja ya. Banyak rejeki yang lain yang harus kita syukuri juga."

Saya lalu melanjutkan bertanya, "Rejeki itu datangnya dari siapa?" Hasna menjawab, "Dari Allah." Lalu Hasna melanjutkan, "Tapi Mbu, Allah tidak ada dimana-mana di sekitar kita. Allah adanya dimana?" Wah momen bagus ni untuk menanamkan tauhid kepada Hasna. "Kita memang tidak bisa melihat Allah tapi Allah selalu melihat kita. Allah itu dekat sekali dengan kita. Kalau kita berbuat baik, kebaikan kita akan dicatat oleh malaikat. Kalau kita berbuat jelek, buruk, akan dicatat oleh malaikat juga." Sampai disini Hasna tidak bertanya lagi. Saya anggap sudah mengerti, hehe.

Sungguh, anak-anak itu sangat menakjubkan. Pikirannya kritis dan ingin tau segalanya. Hasna sedang dalam masa sering mengajukan pertanyaan 'kenapa'. Sampai kadang saya dibuat pusing dengan pertanyaan-pertanyaannya. Tapi saya bersyukur dan berusaha untuk tidak mengerdilkan fitrah keingintahuannya.

Karena sudah membahas sedikit tentang uang, maka obrolan pun saya lanjutkan kembali, bahwa uang yang kita dapat harus digunakan sebaik mungkin. Sebaiknya kita membeli sesuatu yang kita butuhkan. Karena kemarin siang kami kehabisan nasi dan anak-anak keburu lapar, maka saya memutuskan untuk membeli makan di luar. Hal ini tidak sering kami lakukan sebenarnya, hanya di saat darurat saja, hehehe. "Nah, karena kita belum makan siang dan nasinya habis, kita beli makanan di luar aja yuk. Ini yang namanya kebutuhan soalnya kita kan butuh makan supaya nggak lapar. Kalo permen gimana, sekarang butuh nggak?"
"Nggaak, soalnya permen membuat gigi kita sakit!" Jawab Hasna, hihihi. "Iya, permen bukan kebutuhan tapi kita suka ingin makan permen, iya nggak?", tanya saya kepada Hasna. Hasna kembali bertanya, "Kita boleh makan permen banyak-banyak, Mbu?" Saya jawab, "Kita boleh makan permen tapi secukupnya aja. Terlalu banyak makan permen kan nggak bagus." Khaira tiba-tiba nyeletuk, "Nanci ada kayes." (Nanti ada Kares. Kares adalah kuman gigi di video yang sering Hasna dan Khaira tonton, hihi). Dan kami pun tertawa bersama.

Itulah obrolan siang kami. Dari mulai membahas rejeki, uang, permen, sampai Kares Si Kuman gigi. Semoga menjadi pondasi pengetahuan bagi anak-anak bahwa uang adalah bagian dari rejeki dan rejeki Allah itu banyak macamnya. Dan semoga kelak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang senantiasa bersyukur atas segala rejeki dan nikmat yang mereka dapat. Aamiin.

#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar