Selasa, 28 Februari 2017

Saat Kakung dan Mbah Uti Khawatir (Hari ke-6 Tantangan 10 Hari Kemandirian)

Latihan makan sendiri Hasna dan Khaira alhamdulillah sudah memasuki hari ke-6. Dan di hari ke-6 ini, tidak ada 'drama' ingin disuapi terutama dari Hasna, baik itu saat sarapan, makan siang bahkan makan sore. Malah, Hasna dan Khaira hari ini lahap sekali makannya. Hasna pun ada kemajuan, dia mampu duduk diam sampai makanannya habis (kecuali saat makan sore karena fokusnya terganggu oleh jam weker milik neneknya 😅). Alhamdulillah.... semoga apa yang telah mereka capai ini terus berlanjut sampai mereka benar-benar mahir makan sendiri, aamiin.

Tantangan makan sendiri tidak hanya berasal dari anak-anak tetapi juga dari lingkungan sekitar. Karena kami masih tinggal dengan orangtua saya, maka bapak dan ibu saya pun menjadi tantangan tersendiri ketika saya dan suami mulai melatih anak-anak untuk mandiri, terutama dalam hal makan sendiri.

Ibu saya termasuk kooperatif dan mau mengerti dengan cara kami mendidik anak-anak, walaupun mungkin gaya mendidik kami berbeda dengan gaya beliau mendidik anak-anaknya dulu. Beliau meyakini bahwa zaman sekarang berbeda dengan dulu. Ilmu parenting sudah semakin maju sehingga beliau pun mengikuti saja cara kami dalam mendidik anak.

Berbeda dengan ibu, bapak lebih konvensional dalam hal mendidik anak. Dari awal kami melatih anak-anak untuk bisa makan sendiri, beliau sudah memperlihatkan ketidaksetujuannya. "Anak segitu tu seharusnya masih disuapi, bukan makan sendiri. Kalau susah makannya, digendong terus disuapi", begitu katanya. Lalu saya jawab, "Tapi Hasna udah 3,5 tahun Pak. Udah termasuk telat ini belajar makannya. Seharusnya dari usia 8-12 bulan, anak itu udah bisa diajari makan sendiri". Kalau sudah begitu, bapak lalu diam. Di lain hari, jika Hasna atau Khaira agak susah makan, beliau akan dengan sigap berkata, "Sini kakung suapin", hehehe. Lalu saya akan berkata, "Enggak kung, nggak apa-apa. Hasna dan Khaira lagi belajar maem sendiri. Nggak apa-apa nggak perlu disuapin", di depan anak-anak. Lalu bapak tidak jadi menyuapi anak-anak tapi memberikan semangat saat mereka makan, hehehe.

Begitulah tantangannya memang jika masih tinggal bersama dengan orangtua. Tidak mudah tapi bukan berarti tidak dapat disiasati. Yang penting kita konsisten dan menjelaskan alasan kita melakukan hal tersebut. Mereka seperti itu karena mereka sayang kepada anak-anak. Mungkin bagi mereka, melihat anak-anak dilatih makan sendiri tanpa disuapi, bahkan dibiarkan ketika merengek minta disuapi, adalah suatu hal yang menyedihkan. Terima kasih Kung, Mbah Uti, sudah sangat sayang dan perhatian sama anak-anak. InsyaAllah ini akan menjadi latihan yang berguna bagi mereka di masa depan. Kakung dan Mbah Uti jangan khawatir ya 😊 

Semoga hari esok lebih baik dari hari ini. Aamiin.

#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Senin, 27 Februari 2017

Lembar Bintang oh Lembar Bintang (Hari ke-5 Tantangan 10 Hari Kemandirian)

Hari ini 2 kali Hasna minta disuapi saat makan, yaitu saat sarapan dan makan siang. Tapi tidak saya kabulkan. Akhirnya dia pun makan sendiri walaupun harus ditunggui dengan waktu yang tidak sebentar.

Di hari yang ke-5 mereka belajar makan sendiri ini, Hasna dan Khaira memang belum bisa ditinggal oleh saya ketika makan. Kalau saya tinggal, biasanya ada saja yang malah melamun atau berdiri dari tempat duduknya dan jalan-jalan atau memainkan mainannya. Jadi Ambu belum bisa kemana-mana. Tapi it's okay, mudah-mudahan seiring dengan berjalannya waktu, Hasna dan Khaira bisa makin mahir makan sendiri.

Belajar makan sendiri memang bukan hal baru bagi Hasna dan Khaira. Sebulan ke belakang, mereka pernah saya biasakan untuk makan sendiri. Suatu saat, Hasna terkena diare dan program pembiasaan ini pun terhenti karena saat sakit Hasna maunya disuapi kalau tidak, tidak ada makanan yang masuk ke mulutnya. Karena tidak tega, akhirnya saya mulai menyuapi Hasna lagi dan baru memulai latihan makan sendiri lagi saat memulai tantangan 10 hari kemandirian.

Ketika Hasna baru mulai belajar makan sendiri, saya membuat 'lembar bintang' untuknya (untuk Khaira belum karena saya anggap Khaira belum mengerti,hehehe). Lembar bintang ini berisi stiker bintang yang akan diberikan pada Hasna jika dia mau makan sendiri. Aturannya, jika mau makan sendiri tapi tidak habis, dapat 1 bintang, jika habis dapat 2 bintang. Jika tidak mau makan sendiri, tidak dapat bintang. Lembar bintang ini lumayan membuat Hasna mau berusaha untuk makan sendiri namun waktu itu saya belum konsisten jadi ketika Hasna tidak mau makan, masih saya suapi.

Lembar bintang Hasna yang lama

Bintang yang Hasna dapat dalam hal makan sendiri cukup banyak. Sebagai apresiasi, saya sempat beberapa kali memberikan hadiah kepada Hasna berupa buku bacaan disaat yang tidak dia duga (ceritanya agar surprise gitu,hehe).

Saat makan siang dan sore tadi, Hasna sempat mengingatkan adiknya untuk menghabiskan makanannya (padahal dia juga suka tidak habis makannya 😆). Kalau tidak, nanti tidak dapat bintang, begitu kata Hasna. Ketika Hasna berbicara begitu, saya jadi ingat kalau saya memiliki 'lembar bintang' baru dan belum ditempel, padahal sudah hari ke-5, duuh 😑 Maaf ya anak-anak, insyaAllah besok Ambu tempel. Bintangnya dirapel tak papa yaa, kan Ambu punya catatan belajar makan kalian dari hari pertama 😁 Beginilah 'penampakan lembar bintang' Khaira dan Hasna yang baru yang sudah saya buat sejak seminggu yang lalu. Semoga bisa semakin menambah semangat mereka untuk belajar makan sendiri.



#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Minggu, 26 Februari 2017

Cetakan Nasi dan Gergasi (Hari ke-4 Tantangan 10 Hari Kemandirian)

Sarapan pagi ini diwarnai ‘drama’ ingin disuapi. Hasna menolak memakan bubur oat yang sudah saya buat padahal dia sendiri yang minta sarapan oat. Ujung-ujungnya Hasna rewel minta disuapi 😑. Sedangkan Sang Adik langsung memakan oat nya tanpa banyak alasan. Fiuh….

Agar keinginannya terpenuhi, Hasna mengeluarkan jurus merengek-merengek yang membuat telinga saya cukup panas 😅     Gatal rasanya tangan ini ingin menyuapi Hasna sampai makanannya habis. Tapi kalau itu terjadi berarti saya tidak konsisten dan saya khawatir ketidak konsistenan saya akan berakibat buruk di masa mendatang.

Diawali dengan menarik napas panjang, saya minta Hasna untuk makan sendiri. Hasna tetap tidak mau dan masih merengek. Saya pun tetap tegar tidak mau menyuapi,hehe. Saya coba jelaskan (kembali) ke Hasna kalau dia sudah besar dan sekarang sedang berlatih makan sendiri, sambil menatap matanya. Alhamdulillah akhirnya dia mau makan sendiri walaupun antara satu suapan ke suapan yang lain itu lamaa sekali, huhuhu 😢 

Ketika tiba waktu makan siang, saya khawatir akan ada drama dari Hasna dan Khaira (terutama Hasna) lagi. Saya memutar otak bagaimana caranya agar mereka tertarik mau makan nasi. Akhirnya saya keluarkan cetakan nasi yang saya miliki. Siapa tahu kalau nasinya dicetak, nafsu makan mereka bisa lebih baik lagi. At least, anak-anak tertarik dulu dengan makanannya lalu mau memakannya. Masalah habis atau tidak, itu urusan nanti. 

Cetakan Nasi

Alhamdulillah anak-anak suka dengan nasi yang dicetak (makan siang anak-anak kali ini lupa difoto 😆.  ). Hasna mampu menghabiskan makan siangnya sedangkan Khaira masih menyisakan sedikit nasi. Alhamdulillah…. Bagi saya ini suatu prestasi. Setelah duduk selama setengah jam mendampingi anak-anak sembari mulut tidak berhenti memberikan support ditambah mengarang cerita tentang gergasi, akhirnya makan siang berlalu dengan baik juga. No conflict happened, haha.

Oya, mengenai gergasi. Gergasi berarti raksasa dalam bahasa Malaysia. Saya tahu dari film Pada Zaman Dahulu yang ditayangkan MNCTV,hehehe. Jadi ceritanya, kemarin sore Hasna agak sulit makan juga. Untuk menyemangati, saya membentuk nasi Hasna menjadi berbentuk gunung. Lalu saya mulai bercerita, “Aku adalah gergasi yang akan memakan gunung ini”, dengan suara berat dan mendekatkan nasi Hasna ke mulut saya. Sebelum nasi sampai ke mulut saya, saya mulai bercerita lagi sambil melihat Hasna, “Eh, ada gergasi kecil. Ayo kamu duluan yang makan yaa”. Dan akhirnya Hasna mulai memakan nasinya sedikit demi sedikit. Fiuuh (elap keringat di dahi, hihihi). Di acara makan siang tadi pun, cerita gergasi masih saya sisipkan.

Ya Allah… terima kasih telah memberikan ‘kepala dingin’ dan kreatifitas saat saya perlukan. Mudah-mudahan kreatifitas ini bisa bertahan terus, aamiin 😊

#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian