Sabtu, 25 Februari 2017

Nafsu Makan Anak dan Kreatifitas Ambu (Hari ke-3 Tantangan 10 Hari Kemandirian)

Beberapa hari yang lalu saya sempat browsing artikel tentang bagaimana cara mengajari anak makan dengan menyenangkan. Salah satu caranya yaitu menyajikan makanan dengan menarik, misalnya bento. Seperti yang kita tahu, bento itu makanan tapi dibentuk lucu-lucu sehingga anak atau orang lain tertarik untuk memakannya.

Berhubung saya galau karena sudah 2 hari hasil latihan sarapan anak-anak kurang memuaskan, jadilah semalam saya kepikiran untuk membuat bento. Harapan saya, anak-anak tertarik dengan bentuk makanan yang lucu dan mau memakannya tanpa menimbulkan ‘konflik’ dengan ambu, hehehe.

Akhirnya saya buka Pinterest untuk mencari referensi bento yang menarik. Setelah saya buka, woow banyak sekali kreasi bento yang oh-amazing-sangat-menarik-mata-dan-hati-untuk-memakannya 😁.   Namun tak lama kemudian saya jadi baper. Kenapa? Karena saya merasa bukan orang yang cukup kreatif untuk menghasilkan bento yang indah dan mempesona itu 😑 Tapi akhirnya dengan membulatkan tekad, saya memilih bentuk yang paling mudah, yaitu bentuk kambing karena tiba-tiba saya ingat, saya punya bread cutter (pemotong roti) berbentuk kambing. Untuk hiasannya, saya pasrah saja (baca: gimana nanti) 😁

Dan pagi pun tiba. Saya siapkan roti diisi keju lembaran serta susu coklat kental manis. Lalu saya gunakan bread cutter untuk memotongnya. Jadilah 2 ‘roti kambing’ nan imut. Sekarang saya punya karbohidrat (roti) dan protein hewani (dari keju dan susu). Karena ingin memenuhi syarat gizi seimbang, hehehe, maka saya perlu menambahkan sayur/ buah sebagai sumber vitamin dan protein nabati. Karena kepepet, takut anak-anak keburu lapar, lalu saya buka kulkas. Saya menemukan tomat dan apel. Oke fix, sumber vitamin sudah saya temukan dan langsung ada ide untuk membentuknya seperti bunga. Lalu saya menemukan sebungkus kacang bawang di lemari, jadilah ia sebagai sumber protein nabati. Daan voila! Jadilah bento roti kambing ala Ambu Rara 😊
 
Piring tanpa kacang adalah milik Khaira


Karena Khaira belum pandai mengunyah kacang, jadi untuk kali ini menu makan Khaira tidak ada protein nabatinya. Maaf ya nak  🙏

Bento ala saya memang sangat- sangat sederhana. Tapi ini dibuat campur resep cinta ibu 😊 (sambil nyanyi lagu "Cloud Bread" 😁 ). Alhamdulillah anak- anak sukaa. Bahkan Hasna yang biasanya agak sulit disuruh sarapan, kali ini langsung mau cuci tangan saat saya perlihatkan 'Si roti kambing' ini. Senangnyaa. Anak- anak makan dengan lahap dan gembira. Selain itu, di acara sarapan pagi tadi anak-anak full duduk manis dan tidak pegang-pegang mainan sama sekali sampai makan mereka beres. Alhamdulillaah.... 😍

Hasil sarapan pagi ini: Piring Hasna (sebelah kanan), Khaira (sebelah kiri)

Terdapat beberapa hal yang saya pelajari hari ini:
❤  ternyata, tidak penting apakah makanan (bento) yang kita buat sempurna atau tidak. Buktinya walaupun bento saya tidak seperti bento yang oh-amazing-sangat-menarik-mata-dan-hati-untuk-memakannya seperti di Pinterest, anak-anak tetap lahap memakannya. So, ketika makanan itu dibuat dengan penuh cinta, insyaAllah aliran cinta ini pun akan mengalir ke anak-anak 😊
❤  ternyata, saat kepepet kreatifitas saya meningkat! Hehehe. Bukan deng, maksud saya jangan suka meremehkan diri sendiri. Mungkin kita bukan 'tidak kreatif' tapi kreatifitas kita belum terasah, hehehe.

Dan sampai hari ini, saya masih memohon kepada Allah agar selalu diberikan kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani tantangan-tantangan saya dalam mengajarkan kemandirian kepada anak-anak. Untuk Ibu- ibu yang lain, semangat! Kita berjuang bersama 😊

#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian





Tidak ada komentar:

Posting Komentar