Siapa sih yang tidak ingin punya anak-anak yang mandiri? Pasti semua orangtua ingin anak-anaknya jadi anak yang mandiri yaa. Nah, kemandirian pada anak tidak akan datang begitu saja. Tidak semudah mengayunkan tongkat sihir sembari membaca mantra “Hokus pokus trulala” (ala Masha,hihihi). Tetapi kemandirian perlu dibiasakan pada anak bahkan sedari kecil.
Mengacu pada hal tersebut, saya dan suami sepakat untuk melatih anak-anak kami untuk mandiri sedari balita, bahkan batita. Apakah mudah? Pastinya TIDAK. Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, melatih kemandirian pada anak bagaikan berjalan di jalan yang bergelombang, beronak dan berliku (halah 😁 ). Pokoknya WOW deh!
Hasna (3y6m) dan Khaira (1y6m) sudah dicoba untuk mandiri. Kami memberikan kesempatan dan juga rangsangan agar mereka dapat menguasai keterampilan hidup yang mereka perlukan. Tentu saja disesuaikan dengan usia dan kemampuan mereka.
Karena dulu saya bekerja, Hasna mulai belajar makan sendiri (dalam hal ini makan besar,untuk cemilan mereka sudah menguasai dengan baik 😆 ) saat usia 2,5 tahun. Memang agak terlambat mengingat kemampuan makan sendiri bisa dilatihkan dari usia 8-12 bulan. Sedangkan adiknya sudah mulai belajar makan sendiri dari usia 11 bulan. Sampai saat ini, walaupun belum bisa makan sendiri dengan sempurna, Khaira lebih mudah diminta untuk makan sendiri dibandingkan Hasna.
Hasna sudah lebih dulu bisa minum sendiri dibandingkan Khaira yang sampai saat ini baru mau mulai belajar terutama untuk memegang gelas sendiri. Hasna pun sudah mulai belajar ke toilet dan membersihkan bekas pipisnya sendiri, memilih dan memakai bajunya sendiri, membereskan barangnya seperti baju, mainan dan buku serta air yang tumpah sejak usia 3 tahun. Sampai saat ini, Hasna masih terus belajar, dan sama dengan Khaira, mereka masih perlu mempelajari lebih banyak lagi keterampilan hidup. Namun saya sadari, kami masih kurang konsisten dalam melatih anak-anak agar mandiri. Saya pun merasa kurang fokus dalam hal yang satu ini.
Alhamdulillah apa yang sedang saya dan suami lakukan sekarang sejalan dengan materi dan tantangan 10 hari kemandirian perkuliahan Bunda Sayang. Kami, saya terutama, jadi semakin bersemangat dalam menjalaninya!
Sebelum memulai tantangan, sesuai dengan langkah pengerjaan tugas, kami membuat program one week one skill terlebih dahulu. Untuk Hasna, dalam 1 minggu kami memfokuskan agar dia menguasai 1 skill sehingga dalam 1 bulan, dia dapat menguasai 4 skill. Sedangkan Khaira, hanya fokus terlebih dahulu pada 2 skill dalam 1 bulan yang berarti 1 skill dilatihkan dalam waktu 2 minggu. Mengenai program one week one skill beserta cerita tantangan hari pertama akan saya terbitkan lagi insyaAllah nanti malam 😊
Sebagaimana prajurit yang akan masuk ke medan juang 😁 , saya pun sudah mempersiapkan diri untuk memulai hari pertama tantangan 10 hari ini. Disini, tidak hanya anak-anak yang belajar dan berlatih, tapi saya juga ikut belajar dan berlatih bersama mereka. Berlatih sabar, konsisten, tidak putus asa, tidak cepat panik, kreatif, dan lain-lain. Bismillah, hanya kepada Allah lah saya bergantung. Semoga Allah memberikan kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani hari demi hari dalam membersamai anak-anak kami tercinta. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar